Pujian Vs Celaan


PERHATIKANLAH !! Ibnu Hazm rahimahullah berkata:

"Sebuah cara yang paling manjur untuk mendapatkan ketenangan adalah mengabaikan omongan orang dan memperhatikan ucapan Sang Pencipta alam. Barangsiapa yang menyangka bahwa dirinya bisa selamat dari celaan manusia, maka dia telah gila.

Seorang yang mencermati secara seksama -sekalipun ini pahit rasanya- niscaya akan mengetahui bahwa celaan manusia kepadanya justru lebih baik daripada pujian mereka.

Sebab pujian kalau memang benar maka bisa menyeretnya lupa daratan dan menimbulkan penyakit ‘ujub (bangga diri) yang akan merusak keutamaannya, namun apabila pujian itu tidak benar (karena ia tidak pantas mendapat pujian tersebut) dan dia bergembira dengannya, maka berarti dia gembira dengan kedustaan. Sungguh ini kekurangan yang sangat.

Adapun celaan manusia, kalau memang benar (sesuai kenyataan), maka hal itu dapat mengeremnya dari perbuatan yang tercela, dan ini sangat bagus sekali, semuanya pasti menginginkannya kecuali orang yang kurang akalnya.

Namun apabila celaannya tidak benar dan dia sabar (menghadapi celaan yang ditujukan kepadanya), berarti dia mendapatkan keutamaan sabar, dan akan mengambil pahala kebajikan orang yang mencelanya sehingga dia akan menuai pahala kelak di hari kiamat hanya dengan perbuatan yang tidak memberatkan (yaitu bersabar). Sungguh ini adalah kesempatan berharga, semuanya pasti menginginkannya kecuali orang yang gila."

(Mudawah Nufus, hal. 80-81)