AKIBAT BURUK PERTEMANAN DAN KEDEKATAN

Dalam catatan sejarah, banyak terkoleksi contoh kasus pertemanan dan kedekatan yang menjadikan seseorang sesat.

Diantara contoh kasus tersebut adalah sebagai berikut:

 Abu Thalib terhalang dari Islam karena pengaruh temannya.

��Disebutkan dalam Shahih Al-Bukhari (no. 3884):
“Saat menjelang kematian Abu Thalib, Rasulullah datang menjenguknya. Ternyata di sisi Abu Thalib telah ada Abu Jahl dan Abdullah bin Abu Umayyah bin Al-Mughirah.

Rasulullah berkata: ‘Wahai pamanku, ucapkanlah Laa ilaaha illallah (tiada yang berhak diibadahi dengan sebenarnya kecuali Allah, pen.), sebuah kalimat yang akan kujadikan hujjah (pembelaan) untukmu di hadapan Allah’.

Maka berkatalah Abu Jahl dan Abdullah bin Abu Umayyah bin Al-Mughirah: ‘Apakah kamu benci terhadap agama Abdul Muththalib (agama berhala, pen.)?!’

Setiap kali Rasulullah menawarkan kalimat Laa ilaaha illallah kepada Abu Thalib, maka setiap kali pula Abu Jahl dan Abdullah bin Abu Umayyah bin Al-Mughirah menimpalinya dengan perkataan di atas.

Hingga kata terakhir yang diucapkan Abu Thalib kepada mereka adalah: ‘(Aku) di atas agama Abdul Muththalib (menyembah berhala)’.”

Demikian pula secara lebih tegas disebutkan dalam Shahih Muslim (no. 39): “…Dia (Abu Thalib) berada di atas agama Abdul Muththalib (menyembah berhala) dan tidak mau mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallaah.”

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin berkata:
“Betapa bahayanya teman yang buruk terhadap seseorang. Kalau tidak ada pengaruh dari dua orang tersebut (Abu Jahl dan Abdullah bin Abu Umayyah bin Al-Mughirah, pen.) bisa jadi Abu Thalib menerima ajakan Nabi untuk mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallaah dan wafat sebagai pemeluk agama Islam.”
(Al-Qaulul Mufid Syarh Kitabit Tauhid 1/224)

Abu Dzar Al-Harawi terseret ke dalam madzhab Asy’ari karena kedekatannya dengan Al-Qadhi Abu Bakr Ath-Thayyib.

��Di dalam kitab Siyar A’lamin Nubala’ (17/558-559) dan Tadzkiratul Huffazh (3/1104-1105) karya Al-Imam Adz-Dzahabi disebutkan bahwa Abu Dzar Al-Harawi, seorang ulama terkemuka di masanya terseret ke dalam madzhab sesat Asy’ari, disebabkan kedekatannya dengan tokoh madzhab tersebut yang bernama Al-Qadhi Abu Bakr Ath-Thayyib.
��Bermula dari pertemuan pertama di Kota Baghdad,
��kemudian disusul dengan pertemuan kedua, dan demikian seterusnya.
��Hingga akhirnya terseret ke dalam madzhab Asy’ari, sebagaimana yang dinyatakan Abu Dzar Al-Harawi sendiri: “Akhirnya aku mengikuti madzhabnya.”
��Tidak sampai di situ, ia pun kemudian menyebarkan madzhab Asy’ari tersebut di Kota Makkah.

Al-Imam Adz-Dzahabi berkata: “Dia mendapatkan ilmu kalam dan madzhab Asy’ari dari Al-Qadhi Abu Bakr Ath-Thayyib, kemudian menyebarkannya di Kota Makkah. Orang-orang yang berasal dari negeri-negeri maghrib arabi (magharibah) menyambutnya dan membawa akidah sesat tersebut ke Negeri Maroko dan Andalusia (Spanyol). Padahal sebelumnya para ulama di beberapa negeri tersebut tidak menyukai ilmu kalam. Bahkan mereka adalah orang-orang yang mumpuni di bidang ilmu fiqh, hadits, atau bahasa Arab.”
(Siyar A’lamin Nubala’ 17/557)

‘Imran bin Hiththan menjadi khawarij karena pengaruh istrinya.
��Imran bin Hiththan adalah seorang yang hidup di masa tabi’in. Dia meriwayatkan hadits dari sekelompok sahabat Nabi. Dia kesohor akan kesungguhan dalam menuntut ilmu dan hadits. Dahulunya berakidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, namun di akhir hayatnya terseret ke dalam akidah sesat Khawarij.

Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata: “Adalah Imran bin Hiththan tergolong orang yang terkenal di kalangan madzhab Khawarij, padahal sebelumnya dia kesohor akan kesungguhan dalam menuntut ilmu dan hadits, kemudian terseret ke dalam fitnah (Khawarij).”

Ya’qub bin Syaibah berkata: “Dia berjumpa dengan sekelompok sahabat Nabi, namun di akhir hayatnya terseret ke dalam akidah Khawarij. Sebabnya adalah bahwa sepupu wanita/anak pamannya (yang bernama Hamnah, pen.) yang memiliki akidah sesat Khawarij. Dia menikahinya dengan tujuan mengembalikan sepupunya itu ke dalam akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Akan tetapi, justru sang istrilah yang menyeretnya ke dalam akidah Khawarij.”
Hal senada juga disampaikan oleh Al-Imam Muhammad bin Sirin.
(Lihat Tahdzibut Tahdzib karya Al-Hafizh Ibnu Hajar, 8/108-109)

�� WhatsApp Miratsul Anbiya Indonesia 1

~~~~~��~~~~~

Teman yang Sempurna




๐ŸŒผ TEMAN YANG SEMPURNA ๐ŸŒผ


๐Ÿ’ Berkata al-fudhail ibn 'iyadh_:
"BARANGSIAPA YANG MENCARI TEMAN YANG TIDAK MEMILIKI AIB/KEKURANGAN, SUNGGUH DIA AKAN HIDUP SEORANG DIRI TANPA TEMAN."

๐Ÿ”นKetahuilah wahai saudaraku _semoga Allah senantiasa menjagamu_ Sesungguhnya "persaudaraan" bukanlah semata-mata sebuah slogan, akan tetapi "persaudaraan" tersebut adalah suatu akhlak yang bersumber dari dalam jiwa.

๐Ÿ”นKita semua butuh untuk saling menasehati.

๐Ÿ”นMemegang teguh adab di antara kita merupakan perkara yang penting demi kelanggengan dan kelangsungan sebuah persaudaraan.

๐Ÿ”นJangan engkau menyangka akan mendapatkan seorang teman yang tidak pernah terjatuh dalam kesalahan.

๐Ÿ”นJika aku terjatuh dalam kesalahan terhadapmu, maka dimanakah engkau dari sifat pemaaf ????

Allah berfirman:
"DAN ORANG-ORANG YANG MENAHAN, SERTA MEMA'AFKAN KESALAHAN ORANG. ALLAH MENCINTAI ORANG-ORANG YANG BERBUAT KEBAIKAN"
[al-imron:134].

๐Ÿ”นApakah engkau telah mencarikan uzur/alasan buatku ketika telah sampai kabar kepadamu bahwa aku telah terjatuh dalam kesalahan terhadapmu ????

๐Ÿ”นAku menduga engkau akan mendatangiku dan menasehatiku (terhadap kesalahanku) serta mendoakanku agar tetap istiqomah.

๐Ÿ”—Berkata 'amir bin 'abdil qois:
"Suatu ucapan (nasehat) ketika keluar/bersumber dari hati, maka pengaruhnya sampai ke hati, Apabila ucapan tersebut hanya keluar dari mulut maka (pengaruhnya) tidak akan melebihi telinga.

๐Ÿ”นAkan tetapi aku terkejut, ketika aku mengetahui bahwa engkau telah berbicara terhadap harga diriku dan telah menggibahiku.

Sungguh mengherankan perbuatanmu!

➡ INIKAH "NILAI PERSAUDARAAN" YANG ENGKAU PAHAMI ???

๐Ÿ”—Berkata abu qilabah:
"Jika sampai kepadamu suatu berita yang engkau benci dari saudaramu, maka carikanlah uzur/alasan, jika engkau tidak mendapatkan uzur/alasan buat dia, maka katakanlah:
'Mungkin saja dia memiliki alasan yang aku tidak ketahui.' "
[Lihat kitab: raudhatul 'uqolaa].

๐Ÿ”นSesungguhnya hubungan/interaksi sesama manusia membutuhkan kesabaran yang besar.
Jiwa manusia secara fitrah terdapat padanya kekurangan,kebodohan dan kedzoliman.


➡ "MAKA JADILAH ENGKAU: PRIBADI YANG MEMILIKI AKHLAK YANG TERPUJI".

๐Ÿ”นSesungguhnya bersabar terhadap teman-teman, merupakan tabi'at/sifat orang-orang yang mulia.
Orang yang bersabar terhadap teman-teman adalah orang yang mampu memikul, memahami dan mema'afkan kesalahannya,melupakan kejelekannya serta mencarikan uzur/alasan untuk mereka.

๐Ÿ”นJangan engkau menunggu dan berharap (sampai) aku mengucapkan terima kasih atas kebaikanmu, sungguh aku telah lupa perkara tersebut.

๐Ÿ”นJanganlah engkau mencari seseorang/teman yang sempurna (tidak pernah terjatuh dalam kesalahan),
sesungguhnya KESEMPURNAAN hanya milik Allah semata.

๐Ÿ”—Berkata sebagian orang bijak:
"Barangsiapa yang memcari teman yang tidak memiliki aib/kekurangan maka hendaklah ia hidup seorang diri,
Barangsiapa yang mencari seorang alim ulama yang tidak pernah tergelincir dalam kesalahan maka hendaklah ia hidup dalam kebodohan,
Barangsiapa yang mencari seorang teman tanpa mau mengerti dan memahami kesalahannya hendaklah ia berteman dengan penghuni kuburan."


  ๐ŸŒบBETAPA INDAHNYA JIKA HUBUNGAN DIANTARA KITA SEMATA-MATA TULUS KARENA ALLAH TA'ALA !!!


    ๐Ÿ’žYa Allah jadikanlah kami orang-orang yang saling mencintai di atas kemuliaan-Mu dan naungilah kami di atas naungan-Mu,di hari yang tidak ada lagi naungan kecuali naungan-Mu (naungan arsy Allah rabbul'izzah).


✏ abu 'abdillah al-bugisy, Yaman,

๐Ÿ”น๐Ÿ”ธ๐Ÿ’•๐Ÿ”ธ๐Ÿ”น

Silsilah Perbendah Perbendahsraan Dzikir

J ุณู„ุณู„ุฉ ูƒู†ูˆุฒ ุงู„ุฃุฐูƒุงุฑ ..
( 20 - 12 )

ุนู† ุณู…ุฑุฉ ุจู† ุฌู†ุฏุจ - ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ - ู‚ุงู„ : ู‚ุงู„ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ - ๏ทบ - :

( ุฃุญุจُّ ุงู„ูƒู„ุงู…ِ ุฅู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ِ ุฃุฑุจุนٌ : ุณุจุญุงู†َ ุงู„ู„ู‡ِ ، ูˆุงู„ุญู…ุฏُ ู„ู„ู‡ِ ، ูˆู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุง ุงู„ู„ู‡ُ ، ูˆุงู„ู„ู‡ُ ุฃูƒุจุฑُ . ู„ุง ูŠุถุฑُّูƒ ุจุฃูŠِّู‡ู†َّ ุจุฏุฃุชَ )

[ ุฑูˆุงู‡ ู…ุณู„ู… ]

๐Ÿ’ซ Silsilah Perbendaharaan Dzikir

Dari Samurah bin Jundub radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

"Ucapan yang paling dicintai oleh Allah ada empat:

  • Subhanallah
  • Ahamdulillah
  • La ilaaha illallah
  • Allahu Akbar.


Tidak akan merugikanmu dengan yang mana kamu memulai."

▪ HR. Muslim


wa. miratsul anbiya
๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ
----------

Silsilsilah Syiar- syiar Islam

HUKUM MEMBACA AL QUR'AN SAMBIL GOYANG BADAN KE KANAN DAN KE KIRI 

๐Ÿ’งSebagian kaum muslimin apabila membaca Al Qur'an sambil goyang badan ke kanan dan ke kiri atau ke depan dan ke belakang. Hal ini saya pernah lihat pula pada sebagian anak-anak Tahfizhul Qur'an ketika membaca Al Qur'an sambil goyang-goyang badan. Apakah hukum amalan seperti ini?

Ketahuilah kaum muslimin!

Allah Ta'ala berfirman dalam Al Qur'an yang Mulya:

{ุฅِู†َّู…َุง ุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ُูˆู†َ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุฅِุฐَุง ุฐُูƒِุฑَ ุงู„ู„َّู‡ُ ูˆَุฌِู„َุชْ ู‚ُู„ُูˆุจُู‡ُู…ْ ูˆَุฅِุฐَุง ุชُู„ِูŠَุชْ ุนَู„َูŠْู‡ِู…ْ ุขูŠَุงุชُู‡ُ ุฒَุงุฏَุชْู‡ُู…ْ ุฅِูŠู…َุงู†ًุง ูˆَุนَู„َู‰ ุฑَุจِّู‡ِู…ْ ูŠَุชَูˆَูƒَّู„ُูˆู†َ}

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal." [QS. Al Anfaal: 2]

 Al Imam Al Qurthubi_rahimahullah berkata: "Allah Ta'ala mensifati orang-orang yang beriman dalam ayat ini dengan takut (kepada Allah) dan juga gemetar ketakutan disaat mengingat Allah. Hal ini mencerminkan betapa kuatnya iman mereka dan pengagungan mereka kepada Rabbnya, seolah-olah Allah Ta'ala berada dihadapan mereka."

 Al Imam As Sa'di_rahimahullah berkata: "Hal itu dari sisi bahwa mereka (disaat membaca ayat-ayat Allah) memusatkan pendengarannya untuk Al Qur'an, mereka menghadirkan hati-hati mereka untuk menghayatinya, disaat itulah semakin bertambah keimanannya."

 Demikianlah sifat orang-orang yang beriman disaat membaca atau dibacakan kepada mereka ayat-ayat Allah. Allah ta'ala berfirman:

{ุชَู‚ْุดَุนِุฑُّ ู…ِู†ْู‡ُ ุฌُู„ُูˆุฏُ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ูŠَุฎْุดَูˆْู†َ ุฑَุจَّู‡ُู…ْ ุซُู…َّ ุชَู„ِูŠู†ُ ุฌُู„ُูˆุฏُู‡ُู…ْ ูˆَู‚ُู„ُูˆุจُู‡ُู…ْ ุฅِู„َู‰ ุฐِูƒْุฑِ ุงู„ู„َّู‡ِ}

"Gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah." [QS. Az Zumar: 23]

๐Ÿ”ญ Lihatlah suri tauladan terbaik kita, Nabi kita yang Mulya Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam disaat bersabda kepada Abdullah bin Mas'ud_radhiyallahu 'anhu:

«ุงู‚ْุฑَุฃْ ุนَู„َูŠَّ» ู‚ُู„ْุชُ: ุขู‚ْุฑَุฃُ ุนَู„َูŠْูƒَ ูˆَุนَู„َูŠْูƒَ ุฃُู†ْุฒِู„َ؟ ู‚َุงู„َ: «ูَุฅِู†ِّูŠ ุฃُุญِุจُّ ุฃَู†ْ ุฃَุณْู…َุนَู‡ُ ู…ِู†ْ ุบَูŠْุฑِูŠ» ูَู‚َุฑَุฃْุชُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ุณُูˆุฑَุฉَ ุงู„ู†ِّุณَุงุกِ، ุญَุชَّู‰ ุจَู„َุบْุชُ: {ูَูƒَูŠْูَ ุฅِุฐَุง ุฌِุฆْู†َุง ู…ِู†ْ ูƒُู„ِّ ุฃُู…َّุฉٍ ุจِุดَู‡ِูŠุฏٍ ูˆَุฌِุฆْู†َุง ุจِูƒَ ุนَู„َู‰ ู‡َุคُู„ุงَุกِ ุดَู‡ِูŠุฏًุง} [ุงู„ู†ุณุงุก: 41] ู‚َุงู„َ: «ุฃَู…ْุณِูƒْ» ูَุฅِุฐَุง ุนَูŠْู†َุงู‡ُ ุชَุฐْุฑِูَุงู†ِ.

"Bacakanlah Al Qur'an kepadaku! Aku berkata; Bagaimana aku membacakan kepadamu, padahal Al Qur'an diturunkan kepadamu? Beliau menjawab: "Sesungguhnya aku suka mendengarkannya dari orang lain." Lalu aku membacakan kepada beliau surat An Nisa hingga tatkala sampai ayat; "Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu) [QS. An Nisa; 41], " beliau berkata; 'Cukup.' Dan ternyata beliau mencucurkan air mata (menangis)." [HR. Al Bukhari - Muslim]

Beliau shallallahu 'alaihi wasallam tunduk, tenang dan menghayati ayat demi ayat yang dibaca Abdullah bin Mas'ud_radhiyallahu 'anhu, sehingga beliau menangis.

 Inilah adab yang dituntunkan dalam Islam, adab seorang mu'min disaat membaca atau mendengarkan Al Qur'an. Adapun apa yang diamalkan oleh sebagian kaum muslimin, membaca atau mendengarkan Al Qur'an sambil goyang-goyang badan maka sungguh hal ini bertentangan dengan adab seorang muslim terhadap Al Qur'an, bahkan perbuatan ini menyerupai kebiasan orang-orang Yahudi disaat membaca Taurat, kemudian hal ini diwarisi oleh orang-orang Tashawwuf (shufi), yang mana kita lihat tatkala mereka membaca Al Qur'an, badan mereka goyang kanan goyang kiri, atau kedepan dan kebelakang. Wallahul Musytaka.

๐Ÿ”Ž Berikut Fatwa Al Lajnah Ad Daimah seputar masalah ini:

"Goyang-goyang badan saat membaca Al Qur'an merupakan kebiasaan yang harus ditinggalkan, karena hal tersebut bertentang dengan adab terhadap Kitabullah. Karena yang dituntut ketika membaca Al Qur'an dan mendengarkannya; tenang mendengarkan dengan baik, tidak sambil goyang-goyang dan main-main. Akan tetapi hendaknya orang yang membaca Al Qur'an dan juga yang mendengarkannya konsentrasi dan merenungi (makna-makna) Al Qur'an yang mulya, tenang dan tunduk kepada Allah. Disebutkan oleh para ulama, bahwa kebiasan tersebut (goyang badan ketika membaca Al Qur'an) merupakan kebiasaan orang-orang Yahudi disaat membaca kitab mereka.

Hanyalah Allah Ta'ala yang memberikan Taufiq."

 Fatwa Al Lajnah Ad Daimah no 19588 [3/121-122]

Semoga Allah Ta'ala memberikan kita semua taufiq dan hidayah-Nya untuk senantiasa beramal dalam bimbingan Al Qur'an dan As Sunnah.

[✏ Abu 'Ubaidah Iqbal bin Damiri Al Jawi, 25 Rajab 1435/ 24 Mei 2014_di Daarul Hadits_Al Fiyusy_Harasahallah๐Ÿ“š]

~•~•~~•~•~•~•~•~•~•~•~•~
 WA. Permata Muslimah Salafiyah

SILSILAH: Agamaku Mengajarkanku...

bersama: DR. Muhammad Umar Bazemul -ุญูุธู‡ ุงู„ู„ู‡-

๐Ÿ“šAGAMAKU MENGAJARKANKU


Bahwa anak termasuk dari usaha kedua orangtuanya, sehingga betapa pun anak beramal amalan sholeh maka pahalanya akan sampai kepada kedua orangtuanya, dan betapa pun anak berbuat amalan kejelekan maka dosanya tidak akan sampai kepada kedua orangtuanya akan tetapi hanya akan mengenai dirinya sendiri.

๐Ÿ’•Alloh Ta'ala berfirman:

(ูˆَุฃَู†ْ ู„َูŠْุณَ ู„ِู„ْุฅِู†ْุณَุงู†ِ ุฅِู„َّุง ู…َุง ุณَุนَู‰ٰ) [ุณูˆุฑุฉ ุงู„ู†ุฌู… : 39]

"Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. "
(Qs. An-Najm: 39)

๐Ÿ’•Dan Alloh Ta'ala berfirman:

(ู‚َุงู„َ ูŠَุง ู†ُูˆุญُ ุฅِู†َّู‡ُ ู„َูŠْุณَ ู…ِู†ْ ุฃَู‡ْู„ِูƒَ ۖ ุฅِู†َّู‡ُ ุนَู…َู„ٌ ุบَูŠْุฑُ ุตَุงู„ِุญٍ ۖ ูَู„َุง ุชَุณْุฃَู„ْู†ِ ู…َุง ู„َูŠْุณَ ู„َูƒَ ุจِู‡ِ ุนِู„ْู…ٌ ۖ ุฅِู†ِّูŠ ุฃَุนِุธُูƒَ ุฃَู†ْ ุชَูƒُูˆู†َ ู…ِู†َ ุงู„ْุฌَุงู‡ِู„ِูŠู†َ) [ุณูˆุฑุฉ ู‡ูˆุฏ : 46]

"Alloh berfirman: Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, sesungguhnya (perbuatannya) perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakikat) nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan. "
 (Qs. Huud: 46)

๐Ÿ’•Dan Alloh berfirman:

(ูˆَู„َุง ุชَุฒِุฑُ ูˆَุงุฒِุฑَุฉٌ ูˆِุฒْุฑَ ุฃُุฎْุฑَู‰ٰ ۚ ูˆَุฅِู†ْ ุชَุฏْุนُ ู…ُุซْู‚َู„َุฉٌ ุฅِู„َู‰ٰ ุญِู…ْู„ِู‡َุง ู„َุง ูŠُุญْู…َู„ْ ู…ِู†ْู‡ُ ุดَูŠْุกٌ ูˆَู„َูˆْ ูƒَุงู†َ ุฐَุง ู‚ُุฑْุจَู‰ٰ ۗ ุฅِู†َّู…َุง ุชُู†ْุฐِุฑُ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ูŠَุฎْุดَูˆْู†َ ุฑَุจَّู‡ُู…ْ ุจِุงู„ْุบَูŠْุจِ ูˆَุฃَู‚َุงู…ُูˆุง ุงู„ุตَّู„َุงุฉَ ۚ ูˆَู…َู†ْ ุชَุฒَูƒَّู‰ٰ ูَุฅِู†َّู…َุง ูŠَุชَุฒَูƒَّู‰ٰ ู„ِู†َูْุณِู‡ِ ۚ ูˆَุฅِู„َู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ ุงู„ْู…َุตِูŠุฑُ) [ุณูˆุฑุฉ ูุงุทุฑ : 18]

"Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab Robbnya (sekalipun) mereka tidak melihat-Nya dan mereka mendirikan sembahyang. Dan barangsiapa yang mensucikan dirinya, sesungguhnya ia mensucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Alloh-lah kembali (mu). "
 (Qs. Faathir: 18)

Alih bahasa
Ustadz Abu Abduh Muhammad Shalehudin

http://forumsalafy.net        



Hakekat Kemaksiatan

Husnudhon pada Alloh

Jadilah Ghuroba'

Orang yang paling Cerdas

Tidak boleh Mengharap Kematian

Penggugur Dosa

Hakekatnya Dunia

Ikhlas Beribadah

Adab Menguap

Adab Bersin

Teman Duduk yang Menguntungkan



ุนู† ุฃุจูŠ ู‡ุฑูŠุฑุฉ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ุนู† ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ู‚ุงู„: )) ุฅู† ู„ู„ู‡ ู…ู„ุงุฆูƒุฉ ูŠุทูˆููˆู† ููŠ ุงู„ุทุฑู‚ ูŠู„ุชู…ุณูˆู† ุฃู‡ู„ ุงู„ุฐูƒุฑ ، ูุฅุฐุง ูˆุฌุฏูˆุง ู‚ูˆู…ุง ูŠุฐูƒุฑูˆู† ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุชู†ุงุฏูˆุง: ู‡ู„ู…ูˆุง ุฅู„ู‰ ุญุงุฌุชูƒู… ، ููŠุญููˆู† ุจุฃุฌู†ุญุชู‡ู… ุฅู„ู‰ ุงู„ุณู…ุงุก ุงู„ุฏู†ูŠุง ، ููŠุณุฃู„ู‡ู… ุฑุจู‡ู… ูˆู‡ูˆ ุฃุนู„ู… ุจู‡ู… : ู…ุง ูŠู‚ูˆู„ ุนุจุงุฏูŠ ، ู‚ุงู„: ูŠู‚ูˆู„ูˆู†: ูŠุณุจุญูˆู†ูƒ ูˆ ูŠูƒุจุฑูˆู†ูƒ ูˆูŠุญู…ุฏูˆู†ูƒ ูˆ ูŠู…ุฌุฏูˆู†ูƒ ، ููŠู‚ูˆู„: ู‡ู„ ุฑุฃูˆู†ูŠ؟ ููŠู‚ูˆู„ูˆู†: ู„ุง ูˆุงู„ู„ู‡ ู…ุง ุฑุฃูˆูƒ. ูู‚ุงู„ ูƒูŠู ู„ูˆ ุฑุฃูˆู†ูŠ ؟ ููŠู‚ูˆู„ูˆู†: ู„ูˆ ุฑุฃูˆูƒ ูƒุงู†ูˆุง ุฃุดุฏ ู„ูƒ ุนุจุงุฏุฉ ูˆุฃูƒุซุฑ ู„ูƒ ุชุญู…ูŠุฏุง ูˆ ุชู…ุฌูŠุฏุง ูˆุฃูƒุซุฑ ู„ูƒ ุชุณุจูŠุญุง. ูู…ุง ูŠุณุฃู„ู†ูŠ ؟ ู‚ุงู„ูˆุง: ูŠุณุฃู„ูˆู†ูƒ ุงู„ุฌู†ุฉ. ููŠู‚ูˆู„ : ู‡ู„ ุฑุฃูˆู‡ุง؟ ููŠู‚ูˆู„ูˆู†: ู„ุง ูˆุงู„ู„ู‡ ูŠุง ุฑุจ ู…ุง ุฑุฃูˆู‡ุง . ููŠู‚ูˆู„: ูƒูŠู ู„ูˆ ุฃู†ู‡ู… ุฑุฃูˆู†ู‡ุง ؟ ููŠู‚ูˆู„ูˆู† ู„ูˆ ุฃู†ู‡ู… ุฑุฃูˆู†ู‡ุง ูƒุงู†ูˆุง ุฃุดุฏ ุญุฑุตุง ุนู„ูŠู‡ุง ูˆุฃุดุฏ ู„ู‡ุง ุทู„ุจุง ูˆุฃุดุฏ ููŠู‡ุง ุฑุบุจุฉ ، ู‚ุงู„: ูู…ู…ุง ูŠุชุนูˆุฐูˆู† ؟ ููŠู‚ูˆู„ูˆู† ู…ู† ุงู„ู†ุงุฑ ، ููŠู‚ูˆู„: ู‡ู„ ุฑุฃูˆู‡ุง؟ ููŠู‚ูˆู„ูˆู†: ู„ุง ูˆุงู„ู„ู‡ ูŠุง ุฑุจ ู…ุง ุฑุฃูˆู‡ุง ، ููŠู‚ูˆู„: ูƒูŠู ู„ูˆ ุฑุฃูˆู‡ุง ؟ ููŠู‚ูˆู„ูˆู† : ู„ูˆ ุฃู†ู‡ู… ุฑุฃูˆู‡ุง ูƒุงู†ูˆุง ุฃุดุฏ ู…ู†ู‡ุง ูุฑุงุฑุง ูˆุฃุดุฏ ู„ู‡ุง ู…ุฎุงูุฉ ، ููŠู‚ูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰: ุฃุดู‡ุฏูƒู… ุฃู†ูŠ ู‚ุฏ ุบูุฑุช ู„ู‡ู… ،ููŠู‚ูˆู„ ู…ู„ูƒ ู…ู† ุงู„ู…ู„ุงุฆูƒุฉ: ููŠู‡ู… ูู„ุงู† ู„ูŠุณ ู…ู†ู‡ู… ุฅู†ู…ุง ุฌุงุก ู„ุญุงุฌุชู‡ ، ู‚ุงู„: ู‡ู… ุงู„ุฌู„ุณุงุก ู„ุง ูŠุดู‚ู‰ ุฌู„ูŠุณู‡ู… ((. ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ ูˆ ู…ุณู„ู….

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, Beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah memiliki malaikat-malaikat yang berkeliling di jalan-jalan mencari orang yang berzikir. Apabila mendapati kaum yang sedang berzikir, mereka memanggil yang lain seraya mengatakan, 'Kemarilah, ini yang kalian cari.' Mereka pun mengelilingi orang-orang yang berzikir dengan sayap-sayapnya sampai memenuhi langit dunia.

Allah bertanya kepada para malaikat, walau sesungguhnya Dia lebih tahu keadaan mereka, 'Apa yang diucapkan hamba-hamba-Ku?'

Mereka menjawab, 'Mereka menyucikan-Mu, membesarkan-Mu, memuji-Mu dan menyanjung-Mu.'

Allah bertanya, 'Apakah mereka pernah melihat-Ku?'

Mereka menjawab, 'Tidak, demi Allah Wahai Rabbku, mereka tidak pernah melihat-Mu.'

Allah bertanya lagi, 'Bagaimana kalau seandainya mereka melihat-Ku?'

Mereka menjawab, 'Jika mereka melihat-Mu, niscaya mereka lebih semangat beribadah kepada-Mu, lebih banyak memuji dan menyucikan-Mu.'

Allah bertanya, 'Apa yang mereka pinta?'

Malaikat menjawab, 'Surga-Mu.'

Allah bertanya, 'Apakah mereka pernah melihatnya?'

Malaikat menjawab, 'Tidak, demi Allah wahai Robku, mereka tidak pernah melihatnya.'

Allah bertanya, 'Bagaimana kalau seandainya mereka melihatnya?'

Malaikat menjawab, 'Jika mereka melihatnya, niscaya mereka lebih semangat dalam memintanya dan sangat berharap untuk mendapatkannya.'

Allah bertanya, 'Apa yang mereka takutkan?'

Malaikat menjawab, 'Mereka berlindung kepada-Mu dari Api Neraka.'

Allah bertanya, 'Apakah mereka pernah melihatnya?'

Malaikat menjawab, 'Tidak, demi Allah wahai Raabku, mereka tidak pernah melihatnya.'

Allah bertanya lagi, 'Bagaimana kalau mereka melihatnya?'

Malaikat menjawab, 'Kalau mereka melihatnya, niscaya mereka akan sangat takut darinya dan sangat menjauhinya.'

Kemudian Allah menyatakan, 'Aku bersaksi di hadapan kalian bahwa Aku telah mengampuni mereka.'

Maka salah satu dari malaikat mengatakan, 'Di dalam kumpulan itu ada fulan, dia bukan termasuk orang-orang yang berzikir, dia datang hanya untuk mencari kebutuhannya saja.'

Maka Allah berfirman, 'Mereka (orang-orang yang berzikir itu) adalah kaum yang tidak akan mencelakakan teman duduknya, bahkan menguntungkannya.'

(H.R. Bukhari dan Muslim.)


Faedah dari al-Akh Saidan
 (salah satu thalib di Daarul Hadits, Fuyus)