Kisah Nyata tentang Gandrung kepada Wanita yang Menyebabkan Kekafiran

Berikut ini adalah dua kisah nyata yang menyingkap bahwa di antara sebab kekufuran kepada Allah adalah karena tergila-gila kepada wanita.

Kisah pertama diceritakan oleh Abul Faraj Ibnu al-Jauzi, di mana beliau berkata:

“Telah sampai kepadaku tentang seorang laki-laki di Baghdad yang dipanggil dengan nama Shalih al-Muadzin. Dia menjadi muadzin selama 40 tahun. Dia dikenal sebagai seorang yang shalih.

Suatu hari dia menaiki menara masjid untuk mengumandangkan adzan. Tiba-tiba dia melihat anak wanita seorang nasrani yang rumahnya berdekatan dengan masjid, maka laki-laki itu tergoda olehnya. Dia pun mendatangi dan mengetuk pintu. Si wanita bertanya: ”Siapa Anda?” Dia menjawab: “Saya Shalih al-Muadzin”. Pintu pun terbuka untuknya, dan begitu masuk dia langsung mendekatkan wanita itu ke tubuhnya, lalu si wanita itu berkata: “Kamu menanggung amanat, perbuatan khianat macam apa ini?” Laki-laki itu berkata: “Jika engkau setuju dengan kemauanku maka engkau selamat, jika tidak maka aku akan membunuhmu”. Si wanita itu berkata: “Saya tidak akan menurutimu kecuali jika engkau meninggalkan agamamu”. Laki-laki itu berkata: ”Saya berlepas diri dari islam dan apa yang dibawa oleh Muhammad”.

Laki-laki itu mendekati si wanita, lalu si wanita berkata: ”Kamu mengatakan itu semata-mata supaya tercapai tujuanmu, lalu kamu akan kembali kepada agamamu, (kalau benar-benar serius) maka makanlah daging babi!” Laki-laki itu pun makan daging babi. Si wanita berkata: ”Minumlah khamr!” Laki-laki itu pun minum khamr.

Ketika khamr telah berada di perutnya, dia mendekati si wanita, tetapi wanita itu masuk dan menutup pintu rumahnya sembari berkata: ”Naiklah ke atas loteng sampai datang ayahku untuk menikahkanmu denganku”. Laki-laki itu pun naik loteng, lalu terjatuh dan mati. Wanita itu keluar dan menutupkan kain ke mayatnya, lalu ayahnya datang, maka wanita itu menceritakan kejadian itu kepada ayahnya. Sang ayah mengeluarkan mayat tersebut di waktu malam dan membuangnya di perkebunan, akan tetapi tampak jasadnya. Lalu dia dilemparkan di tempat pembuangan sampah” 1.

Adapun kisah yang lain diceritakan oleh al-Hafizh Ibnu Katsier Rahimahullah tentang kejadian di tahun 278 H sebagai berikut:

”Pada tahun itu wafatlah Abduh bin Abdirrahman semoga Allah memburukkannya. Ibnu al-Jauzi menceritakan bahwa orang celaka ini pada awalnya adalah mujahidin, banyak berjihad ke negeri Romawi.

Ketika dia ikut serta dalam sutu peperangan bersama kaum muslimin yang sedang mengepung di suatu negeri bawahan Romawi, tiba-tiba dia melihat seorang wanita Romawi di benteng tersebut. Laki-laki itu terpikat kepadanya lalu melemparkan surat kepada wanita yang berbunyi: ”Bagaimana cara mendapatkan dirimu?” maka dijawab oleh wanita tersebut: ”Hendaknya engkau beragama nasrani kemudian naik (ke atas benteng) menemui saya”. Laki-laki itu menyetujuinya. Tiada kaum muslimin berpatroli melainkan dia selalu di sisi wanita itu. Hal itu menyebabkan kegelisahan kaum muslimin dan mereka merasa sangat terpukul.

Setelah lewat beberapa waktu, mereka melewati laki-laki itu bersama wanita tersebut di dalam benteng. Maka mereka berkata: ”Wahai fulan, bagaimana dengan Quranmu? Bagaimana dengan ilmumu? Bagaimana dengan shaummu? Bagaimana dengan jihadmu? Bagaimana dengan shalatmu?” Laki-laki itu menjawab: ”Ketahuilah, saya telah melupakan al-Quran secara keseluruhan kecuali firman-Nya:

”Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim. Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka)”. (QS. Al-Hijr: 2-3).

Sedangkan saya bersama mereka mendapatkan harta dan anak.” 2


Foote Note:
1. Dzammul Hawa: 409.
2. al-Bidayah XI / 64.


[Disalin dari buku ’Ubuudiyyatusy-Syahwaat, edisi Indonesia Pemburu Nikmat Sesaat, oleh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad bin Ali bin Abdul Lathif, hal 23-27].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar